Archives November 2024

PENGARUH SKANDINAVIA DAN GAYA JAPANDI: KESEIMBANGAN MINIMALIS UNTUK RUANG YANG FUNGSIONAL DAN KENYAMANAN

Halo Rekan Sense semua! Kembali lagi nih sama MinSense di Kabar Sense! Bagaimana kabarnya semua? MinSense harap kalian semua sehat dan sukses selalu ya! Di Kabar Sense yang sebelumnya MinSense ada membahas tentang Arsitektur Desain Biophilic. Nah, hari ini MinSense mau membahas tentang gaya arsitektur lagi nih Rekan Sense! Yaitu Desain Skandinavia dan Desain Japandi! Sebelumnya MinSense pernah membahas secara singkat tentang gaya desain ini. Sekarang, yuk kita coba bahas secara mendalam tentang Gaya Desain Skandinavia dan Gaya Desain Japandi!

Seperti yang Rekan Sense ketahui bahwa gaya desain interior terus berkembang, tetapi ada satu gaya desain yang semakin popular tidak hanya di Indonesia namun juga di Dunia, yaitu Japandi. Gaya desain merupakan perpaduan sempurna antara estetika Skandinavia yang sederhana dengan sentuhan Zen Jepang yang menenangkan. Kombinasi dua budaya ini menghasilkan ruang yang minimalis, fungsional, dan menenangkan. Menawarkan kenyamanan yang ideal di tengah hiruk-pikuk kehiduan modern.

doc: Sense Isle Studio

Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana pengaruh Skandinavia dan Jepang bersatu dalam Japandi, dan mengapa gaya ini semakin digemari.

ASAL USUL GAYA SKANDINAVIA

Sebelum kita memahami Japandi, penting untuk mengenal dulu gaya Skandinavia. Gaya desain ini berasal dari Negara-negara Nordik Seperti Swedia, Denmark, dan Norwegia. Karakteristik utama dari gaya Skandinavia adalah kesederhanaan, fungsional, dan penggunaan bahan alami. Gaya Skandinavia sering menggunakan palet warna netral seperti putih, abu-abu, dank rem untuk menciptakan kesan bersih dan terang.

Natural Lighting juga merupakan elemen penting karena Negara-negara Nordik mengalami musim dingin yang panjang dan minimnya sinar matahari. Oleh karena itu, desain Skandinavia berfokus pada cara memaksimalkan cahaya alami untuk menciptakan ruang yang cerah dan hangat, meskipun dalam suasana yang dingin.

doc: Pinterest

FILOSOFI MINIMALIS JEPANG

Di sisi lain, gaya desain Jepang memiliki filosofi yang mendalam dalam hal kesederhanaan dan keteraturan. Di Jepang, ada konsep yang dikenal sebagai wabi-sabi, yaitu apresiasi terhadap ketidaksempurnaan dan keindahan yang sederhana. Desain Interior Jepang sangat menekankan kepada fungsionalitas, ruang yang bersih, dan penggunaan bahan alami seperti kayu dan bamboo.

Elemen Zen dalam desain Jepang berfokus pada menciptakan ruang yang tenang dan damai, dengan tata letak yang rapid an ruang yang tidak terlalu penuh. Tujuan utamanya adalah menciptakan harmoni dan keseimbangan, serta membantu Rekan Sense merasa lebih terhubung dengan alam.

APA ITU JAPANDI?

Japandi adalah gabungan harmonis dari minimalisme Skandinavia dan kesederhanaan fungsional Jepang. Gaya ini menggabungkan aspek terbaik dari kedua desain: kehangatan dan kenyamanan dari gaya Skandinavia, serta ketenangan dan kesederhanaan dari desain Jepang.

Hasilnya adalah gaya yang menghadirkan suasana yang bersih, elegan, dan ramah, tetapi juga sangat fungsional. Japandi memadukan estetika dan kenyamanan dengan cara yang tidak berlebihan. Setiap elemen didalam ruangan memiliki tujuan yang jelas, tanpa membebani ruang dengan dekorasi yang berlebihan.

doc: pinterest

KARAKTERISTIK GAYA JAPANDI

  • Fokus pada Fungsionalitas

Sama seperti Skandinavia dan Jepang, fungsionalitas adalah inti dari Japandi. Tidak ada ruang untuk barang-barang yang tidak berguna. Setiap elemen dekorasi atau furniture dipilih karena fungsinya, dan tidak ada yang bersifat dekoratif semata. Rak, meja, dan kursi dirancang dengan desain yang sederhana namun fungsional.

Contoh Spesifik: Sebuah meja kopi Japandi mungkin memiliki kompartmen tersembunyi untuk penyimpanan, atau kursi dengan desain minimalis namun ergonomis. Fungsionalitas selalu menjadi proritas utama.

doc: pinterest
  • Warna Netral dengan Sentuhan Warna Lembut

Warna netral seperti putih, abu-abu, dank rem mendominasi palet warna Japandi. Namun, untuk menambah kehangatan dan kenyamanan, warna-warna lembut sepeti hijau zaitun, coklat kayu, atau biru pastel sering ditambahkan sebagai aksen. Ini memberikan keseimbangan antara ruang yang cerah dan suasana yang menenangkan.

Contoh Spesifik: Sebuah ruang tamu Japandi mungkin memiliki dinding putih bersih dengan furniture kayu alami, dipadukan dengan karpet berwarna abu-abu lembut dan bantal hijau pastel untuk menciptakan kontras yang halus namun menenangkan.

doc: pinterest
  • Penggunaan Bahan Alami

Seperti dalam desain Jepang dan Skandinavia, bahan alami seperti kayu, bamboo, dan linen sangat umum digunakan dalam Japandi. Kayu seriing dipilih karena kehangatan dan kesederhanaannya, sementara linen digunakan untuk tekstil karena teksturnya yang lembut dan alami. Penggunaan bahan-bahan ini menciptakan suasana yang mengundang dan nyaman di ruang yang minimalis.

Contoh Spesifik: Sebuah ruang makan dengan meja kayu ek alami, kursi yang terbuat dari rotan, dan taplak meja linen berwarna krem menghadiran nuansa yang hangat dan natural dalam konsep Japandi.

doc: Pinterest
  • Dekorasi Sederhana, Namun Bermakna

Dekorasi dalam gaya Japandi sangat sederhana dan minimalis, namun memiliki makna yang mendalam. Tidak ada barang-barang yang tidak perlu; setiap elemen memiliki fungsi atau cerita tersendiri. Tanaman dalam pot, vas keramik, atau bahkan rak buku yang rapi adalah contoh dekorasi yang sering ditemui dalam gaya ini.

Contoh Spesifik: Sebuah vas keramik buatan tangan dari Jepang yang dipajang di sudut ruangan tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga mencerminkan prinsip wabi-sabi tentang menghargai kerajinan tangan dan keindahan yang tidak sempurna.

doc: pinterest
  • Ruang yang Terbuka dan Teratur

Kebersihan visual sangat penting dalam desain Japandi. Tata letak ruang yang terbuka dan penyimpanan yang terorganisir membantu menjaga ketenangan dan keteraturan. Rak terbuka dengan sedikit barang, lemari tersembunyi, dan tata ruang yang mengalir tanpa banyak sekat, menciptakan perasaan yang luas dan tenang.

Contoh Spesifik: Dapur Japandi mungkin memiliki rak terbuka yang diisi dengan barang-barang esensial seperti peralatan dapur kayu dan keramik, dengan penyimpanan tersembunyi untuk barang-barang lainnya, menciptakan ruang yang bersih dan tidak berantakan.

MENGAPA JAPANDI POPULER DI INDONESIA?

  • Cocok untuk Ruang yang Kecil

Di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, dimana hunian sering kali memiliki ukuran yang terbatas, Japandi adalah solusi yang ideal untuk permasalahan ini. Gaya ini memaksimalkan penggunaan ruang tanpa membuatnya terasa sempit. Dengan furniture yang fungsional dan ruang yang terbuka, bahkan apartemen kecil bisa terasa luas dan nyaman.

  • Menciptakan Ketenangan di Tengah Kesibukan

Hidup di kota besar bisa sangat menegangkan, dan banyak orang mencari cara untuk menciptakan Oasis ketenangan di rumah mereka. Japandi menawarkan solusi dengan menciptakan ruang yang tenang, rapim dan tidak berlebihan. Dengan kesederhanaannya, gaya ini membantu menciptakan suasana yang lebih damai dan menenangkan setelah hari yang sibuk.

  • Menghadirkan Keindahan Alami di Rumah

Di Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam seperti kayu dan bamboo, gaya Japandi dapat dengan mudah diterapkan. Penggunaan bahan-bahan alami ini tidak hanya estetis tetapi juga berkelanjutan. Gaya ini menghargai kualitas material dan craftsmanship, yang sangat selaras dengan prinsip-prinsip desain ramah lingkungan yang semakin diminati saat ini.

MASA DEPAN JAPANDI: TREN YANG TETAP BERLANJUT

Gaya Japandi tidak hanya sebuah tren sesaat. Dengan fokusnya pada kesederhanaan, fungsionalitas, dan juga keindahan yang alami, gaya ini sangat cocok untuk kehidupan modern yang membutuhkan ruang yang efisien namun tetap indah. Di Indonesia, dimana kehdiupan perkotaan semakin padat dan ramai, orang-orang akan mencari ketenangan di rumah mereka, Japandi menjadi solusi yang relevan dan tahan lama.

Dengan Japandi, Rekan Sense tidak hanya mendekorasi rumah, tetapi juga menciptakan ruang yang mendukung kesejahteraan, ketenangan, dan keindahan yang sederhana. Gaya ini adalah perpaduan terbaik antara budaya Jepang dan Skandinavia, membawa elemen-elemen terbaik dari keduanya ke dalam rumah Rekan Sense, untuk kehidupan yang lebih tenang, fungsional, dan nyaman.

Desain Biophilic: Menyatukan Alam dan Arsitektur untuk Kehidupan yang Lebih Sehat dan Bahagia.

Dalam dunia Arsitektur dan Desain Interior, istilah Biophilic Design sedang menjadi sorotan. Ini bukan sekadar tren visual, tetapi merupakan sebuah filosofi yang berakar pada kebutuhan manusia untuk terhubung dengan alam. Desain Biophilic membawa kita kembali ke esensi hidup, ke hubungan mendalam antara ruang buatan dan dunia alami, menghadirkan harmoni yang dapat meningkatkan kualitas hidup. Di Indonesia, konsep ini mulai mendapat tempat, terutama di kota-kota besar dimana akses ke alam sering kali terbatas.

doc: Pinterest

Apa itu Desain Biophilic?

Desain Biophilic adalah pendekatan Arsitektur dan Desain yang bertujuan untuk mengintegrasikan elemen-elemen alam ke dalam lingkungan buatan. Filosofi ini didasarkan pada Biophilia, konsep yang diperkenalkan oleh ahli biologi Edward O. Wilson pada 1980-an, yang menyatakan bahwa manusia secara naluriah memiliki hubungan emosional dengan alam. Dalam desain, biophilic mencakup elemen-elemen seperti cahaya alami, tanaman, air, tekstur alami, serta pandangan langsung ke landscape alam.

Contoh Spesifik: Dalam proyek kantor di Jakarta yang menerapkan konsep biophilic, tanaman indoor dan cahaya alami telah terbukti membantu mengurangi tingkat stress karyawan serta meningkatkan keterlibatan dan kepuasan kerja. Dengan lebih banyak ruang hijau dan material alami, karyawan merasa lebih rileks dan nyaman, meskipun berada ditengah hiruk-pikuk kota Jakarta.

doc: Pinterest

Meningkatkan Kualitas Udara dan Kesehatan Fisik

Tanaman tidak hanya memberikan kesan estetika, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kualitas udara didalam ruangan. Mereka menyaring polutan dan menambahkan oksigen ke udara, membuat ruang lebih sehat. Di Indonesia, dimana polusi udar menjadi maslaah di kota-kota besar, penerapan elemen-elemen biophilic dapat menjadi solusi praktis untuk memperbaiki kualitas udara dalam ruangan, menciptakan tempat tinggal dan kerja yang lebih sehat.

Contoh Spesifik: Pada beberapa pusat perbelanjaan besar di Jakarta dan Surabaya, taman-taman indoor dan instalasi vertical hijau (Green Walls) tidak hanya mempercantik interior, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas udara. Ini juga memberikan tempat bagi pengunjung untuk beristirahat dan melepaskan diri dari kebisingan kota, menawarkan oasis kecil ditengah padatnya kawasan perkotaan.

doc: Pinterest

Menambah Konektivitas dengan Alam di Lingkungan Urban

Di kota-kota besar, orang sering kali kehilangan akses langsung ke alam. Desain Biophilic berusaha mengatasi keterbatasan ini dengan membawa elemen-elemen alam ke dalam bangunan. Ini bisa berupa jendela besar yang menawarkan pemandangan taman, air terjun kecil di lobi hotel, atau taman vertical yang memanjakan mata dengan hijau segar.

Contoh Spesifik: Rumah Cluster Alam Sutera di Tangerang menggabungkan unsur Biophilic dengan menyediakan taman-taman kecil di setiap rumah, ditambah dengan jalan setapak yang dikelilingi pepohonan rindang. Elemen-elemen ini menciptakan suasana yang lebih segar dan natural di area hunian, mengurangi kesan sempit dari lingkungan urban.

doc: Google

Elemen-Elemen Utama dalam Desain Biophilic

Pencahayaan Alami

Cahaya alami adalah salah satu elemen terpenting dalam Desain Biophilic. Ini tidak hanya mencerahkan ruang tetapi juga meningkatkan suasana hati dan produktivitas. Desain yang cerdas dengan memaksimalkan jendela besar, skylight, atau pemanfaatan material transparan yang dapat memantulkan cahaya alami akan menciptakan ruang yang terasa hidup.

Tanaman dan Vegetasi

Penggunaan tanaman indoor atau taman vertical membawa nuansa alam langsung ke dalam ruang. Tanaman juga memberikan manfaatkesehatan dengan menyaring udara dan menciptakan suasana yang lebih segar. Di kantor atau rumah, keberadaan tanaman hijau menambah estetika sekaligus memberikan rasa tenang.

Contoh Spesifik: Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali adalah contoh luar biasa dari penerapan Desain Biophilic. Area Check-in hingga ruang tunggu dipenuhi oleh tanaman hijau, menciptakan suasana yang lebih relaks bagi para pengunjung. Elemen alami ini juga membantu menurunkan tingkat stress, yang biasanya tinggi di Bandara.

doc: Google

Air Sebagai Elemen Desain

Air adalah elemen alami yang kuat dan memberikan efek menenangkan. Penggunaan elemen air seperti kolam, air terjun mini atau bahkan aliran air dalam desain interior dapat menciptakan suara alami yang menenangkan dan menambah dimensi keindahan visual.

Contoh Spesifik: Beberapa hotel resort di Bali, seperti Ayana Resort, menampilkan elemen air yang menonjol, mulai dari kolam renang yang terintegrasi dengan landscape, hingga air terjun kecil di area spa. Elemen air ini menciptakan pengalaman sensoris yang lebih kaya, membuat pengunjung merasa benar-benar terhubung dengan alam di sekitarnya.

doc: Pinterest

Material Alami

Penggunaan material seperti kayu, batu, dan bamboo menghadirkan sentuhan alam ke dalam ruangan. Material ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan tekstur alami yang menyenangkan secara visual dan sentuhan.

Contoh Spesifik: Banyak kafe dan restoran di Yogyakarta dan Bandung yang mulai memanfaatkan desain biophilic dengan menonjolkan furniture kayu, lantai batu alam, dan dekorasi tanaman indoor. Konsep ini tidak hanya meningkatkan estetika tempat, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih hangat dan ramah bagi para pengunjung.

doc: Pinterest

Desain Biophilic di Indonesia: Mengapa ini Relevan?

Di Indonesia, dimana populasi urban terus tumbuh dan ruang hijau semakin terbatas, desain biophilic menjadi semakin relevan. Kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya mengalami urbanisasi cepat, yang berarti lebih banyak gedung beton dan lebih sedikit ruang untuk taman dan alam. Desain Biophilic hadir sebagai solusi untuk mengembalikan elemen alam ke dalam kehidupan perkotaan.

Selain itu, budaya Indonesia yang sangat menghargai alam dan harmoni dengan lingkungan alam menjadikan konsep ini sangat sesuai. Baik di rumah, kantor, maupun ruang public, penerapan Desain Biophilic membantu menciptakan ruang yang sehat, indah, dan ramah lingkungan.

Dengan Desain Biophilic, kita bisa menciptakan ruang yang lebih dari sekadar tempat tinggal atau bekerja. Kita bisa merasakan kehadiran alam, bahkan di tengah kota yang sibuk. Inilah masa depan dimana arsitektur dan alam bersatu, memberikan kehidupan yang lebih baik dan lebih terhubung dengan dunia sekitar kita.

Bentuk Kurvilinear dan Organik dalam Arsitektur: Seni Membangun yang Mengalir dengan Alam

Halo Rekan Sense semua! Kembali lagi nih sama MinSense di Kabar Sense! Jadi di Kabar Sense yang sebelumnya MinSense membahas tentang Renovasi VS Membuat Rumah Baru. MinSense hari ini mau membahas tentang sesuatu yang baru nih Rekan Sense, yaitu, Bentuk Kurvilinear dan Organik dalam Arsitektur: Seni Membangun yang Mengalir dengan Alam. Apa yaa kira-kira Bentuk Kurvilinear itu? Yuk yang penasaran langsung simak bareng-bareng yaa!

Arsitektur Modern terus berkembang, dan salah satu tren yang paling menarik saat ini adalah penggunaan bentuk kurvilinear dan organic. Tren ini tidak hanya soal estetika, tetapi juga mencerminkan filosofi desain yang menghubungkan manusia dengan lingkungan secara lebih mendalam. Di Indonesia, penerapan bentuk-bentuk ini mulai terlihat dalam proyek-proyek arsitektur yang inovatif, terutama di kawasan wisata seperti Bali dan Lombok, serta pada proyek hunian urban yang semakin sadar akan pentingnya keseimbangan antara ruang buatan dan alam.

doc: pinterest

Apa yang Dimaksud dengan Bentuk Kurvilinear dan Organik?

Bentuk kurvilinear dalam arsitektur mengacu pada desain yang menampilkan garis-garis melengkung, alih-alih sudut tajam atau bentuk geometris kaku. Bentuk organic, di sisi lain, terinspirasi dari pola-pola yang ditemukan di alam, seperti bentuk ombak, aliran angina, atau lekukan bebatuan.

Di Indonesia, dimana alam memainkan peran besar dalam budaya dan kehidupan sehari-hari, pendekatan ini menjadi cara untuk harmoniskan bangunan dengan landscape tradisional. Misal, didaerah pesisir atau pegunungan, bentuk-bentuk organic memungkinkan bangunan beradaptasi lebih baik dengan contour tanah yang tidak selalu rata, dan pada saat yang sama menciptakan suasana yang lebih menyatu dengan alam.

doc: pinterest

Mengapa Bentuk Kurvilinear dan Organik Penting di Indonesia?

Menyesuaikan dengan Alam Tropis

Indonesia adalah Negara dengan iklim tropis dan beragam landscape, mulai dari pantai hingga pegunungan. Bentuk arsitektur yang kurvilinear memungkinkan bangunan mengalir bersama landscape alami, seperti yang terlihat di beberapa resort dan hotel di Bali yang memanfaatkan lekukan tanah untuk menciptakan pemandangan dramatis. Struktur melengkung ini juga sering digunakan untuk membantu sirkulasi udara alami, sangat penting di iklim yang lembap dan panas, mengurangi ketergantungan pada pendingin udara.

Contoh Spesifik: Alila Villas Uluwatu di Bali memanfaatkan bentuk-bentuk kurvilinear untuk mengikuti contour tebing, dengan pavilion melengkung yang menghadap langsung ke laut, menciptakan ilusi bangunan yang “mengapung” diatas landscape alami.

doc: Pinterest

Konteks Budaya yang Mendalam

Bentuk-bentuk organic sering kali selaras dengan nilai-nilai budaya lokal yang menghormati alam. Di banyak wilayah di Indonesia, terutama di Bali, filosofi hiudp seperti Tri Hita Karana – hubungan harmonis antara manusia, alam, dan dewa – sangat mendalam. Arsitektur dengan desain kurvilinear dan organic dianggap lebih selaras dengan prinsip ini karena bangunan tidak “mendominasi” alam, melainkan berkolaborasi dengan lingkungan sekitarnya.

Contoh Spesifik: Green Village di area Ubud, Bali, adalah komunitas hunian yang dibangun hampir seluruhnya dari bamboo, dengan bentuk-bentuk lengkung yang menyerupai elemen alami. Desainnya mengalir dengan lekukan tanah dan vegetasi, menjadikannya contoh arsitektur organic yang meminimalkan dampak pada lingkungan sambil memberikan pengalaman hidup yang lebih terhubung dengan alam.

doc: pinterest

Efisiensi Energi dan Ramah Lingkungan

Bangunan dengan bentuk kurvilinear sering kali lebih efisien dalam hal penggunaan energy. Bentuk melengkung membantu memaksimalkan aliran udara, menciptakan ruang yang lebih sejuk secara alami. Selain itu, desain ini memungkinkan cahaya alami masuk lebih efektif ke dalam bangunan, mengurangi kebutuhan akan pencahayaan buatan di siang hari.

Contoh Spesifik: Pada proyek The Edge, sebuah villa eksklusif di Uluwatu, Bali. Arsitekturnya menampilkan bentuk-bentuk melengkung pada atap dan fasad untuk memanfaatkan sirkulasi udara alami, menjadikan bangunan ini hemat energy dan lebih ramah lingkungan. Desain melengkung juga memungkinkan pandangan tanpa batas ke arah laut lepas, menciptakan kesan keterbukaan yang lebih dalam.

doc: Pinterest

Pengaruh Bentuk Kurvilinear dalam Perkotaan di Indonesia

Di daerah  perkotaan, dimana lahan semakin terbatas, bentuk-bentuk kurvilinear dan organic digunakan untuk memaksimalkan penggunaan ruang yang tersedia. Bentuk lengkung memungkinkan arsitek untuk menciptakan bangunan yang lebih kompak tanpa kehilangan fungsionalitas atau estetika. Di Jakarta, misalnya, beberapa gedung perkantoran dan apartmen telah mulai mengadopsi bentuk kurvilinear untuk memberikan kesan unik dan lebih ramah dibandingkan dengan gedung-gedung kotak yang biasanya mendominasi langit kota.

Contoh Spesifik: Clover Tower di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, adalah salah satu contoh gedung perkantoran yang mengadopsi bentuk kurvilinear pada fasadnya. Bangunan ini memiliki sudut yang membulat, memberikan kesan fluiditas dan mengurangi kesan keras di kawasan yang padat. Penggunaan kaca lengkung pada fasad juga memungkinkan pantulan cahaya alami yang lebih lembut, menambah suasana modern namun bersahaja.

doc: Google

Masa Depan Arsitektur Kurvilinear dan Organik di Indonesia

Penerapan bentuk kurvilinear dan organic di arsitektur Indonesia tidak hanya menjadi pilihan gaya, tetapi juga bagian dari gerakan menuju arsitektur berkelanjutan (Sustainable Architecture). Seiring dengan peningkatan kesadaran akan perubahan iklim dan pentingnya pelestarian alam, semakin banyak arsitek yang menggunakan pendekatan ini untuk menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan efisien energy.

Selain itu, dengan semakin populernya konsep co-living dan co-working di Indonesia, bentuk-bentuk ini bisa membantu menciptakan ruang-ruang yang lebih fleksibel dan multi-fungsi, dimana desain organic memungkinkan penghuninya merasa lebih terhubung satu sama lain dan dengan lingkungan sekitarnya.

Kesimpulan

Dengan memperhatikan karakteristik iklim, budaya, dan lingkungan Indonesia, bentuk kurvilinear dan organic memberikan solusi arsitektural yang tidak hanya estetis tetapi juga fungsional. Tren ini mengajak kita untuk membangun ruang yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga lebih selaras dengan alam dan lebih nyaman untuk dihuni. Arsitektur ini adalah manifestasi dari harmoni antara manusia, desain, dan alam – suatu filosofi yang sangat relevan di masa depan yang berkelanjutan.

RENOVASI VS BANGUN RUMAH BARU: MANA YANG LEBIH WORTH IT?

Halo Rekan Sense semua! Kembali lagi sama MinSense di Kabar Sense nih! Jadi di Kabar Sense yang sebelumnya MinSense ada menulis tentang bagaimana cara membuat Septic Tank untuk rumah Rekan Sense semua. Sekarang MinSense akan menulis tentang perbandingan antara Renovasi Rumah atau Bangun Rumah Baru, yang mana yang lebih murah? Yang lebih menguntungkan? Dan yang pasti yang lebih Worth It kalau kata-kata anak jaman sekarang!

doc: Sense Isle Studio

Ketika ingin memiliki rumah impian, Rekan Sense mungkin bertanya-tanya: lebih baik membangun rumah dari awal atau merenovasi rumah yang sudah ada yaa? Pertanyaan ini sering muncul, karena masing-masing pilihan memiliki keuntungan dan tantangan tersendiri, terutama dari segi biaya. Yuk, kita bahas bareng-bareng!

Renovasi: Biaya Lebih Terjangkau, Tapi Ada Tantangannya!

Renovasi rumah biasanya lebih murah jika hanya memperbaiki atau menambah bagian tertentu. Misalnya, memperbaiki kamar mandi, menambah ruang tamu, atau mengganti atap. Anda tidak perlu merobohkan seluruh bangunan, sehingga biayanya lebih hemat.

Tapi, hati-hati! Renovasi juga bisa menjadi mahal, tergantung pada kondisi rumah lama. Jika struktur rumah seperti fondasi atau saluran air sudah rusak, biaya perbaikannya bisa sangat tinggi. Bahkan, terkadang renovasi besar bisa mendekati biaya membangun rumah baru. Misalnya, jika Rekan Sense ingin mengubah tata letak seluruh ruangan atau menambah lantai, biayanya bisa melonjak!

Bangun Rumah dari Awal: Lebih Mahal, Tapi Lebih Terencana

Membangun rumah dari nol memang terlihat lebih mahal. Anda harus mulai dari tahap awal seperti membeli lahan, membayar desain arsitektur, dan menyiapkan material bangunan. Namun, ada satu keuntungan besar: Rekan Sense bisa merencanakan semuanya sejak awal.

Ketika membangun rumah baru, Rekan Sense punya kebebasan penuh untuk memilih desain, bahan bangunan, hingga tata letak ruangan sesuai keinginan. Tidak ada batasan dari bangunan lama yang harus dipertahankan. Bahkan, biaya bisa lebih terkendali karena sejak awal Rekan Sense tahu apa saja yang harus dibeli dan dipersiapkan.

doc: Sense Isle Studio

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Biaya?z

  • Kondisi Bangunan Lama: Jika bangunan lama masih kuat dan hanya perlu sedikit perbaikan, renovasi bisa lebih murah. Tapi, jika banyak kerusakan, renovasi besar bisa menjadi beban biaya yang besar.
  • Lokasi: Biaya tenaga kerja dan material bisa berbeda-beda tergantung lokasi proyek Rekan Sense. Di kota besar, harga bisa jauh lebih mahal dibandingkan daerah pedesaan.
  • Desain dan Material: Baik renovasi maupun membangun dari awal, semakin mewah atau rumit desain dan material yang digunakan, semakin tinggi biayanya.
  • Ukuran Proyek: Renovasi kecil jelas lebih hemat disbanding membangun rumah baru. Tapi renovasi besar bisa mendekati bahkan melebihi biaya pembangunan baru, terutama jika melibatkan banyak perubahan structural.

Kapan Sebaiknya Renovasi dan Kapan Bangun dari Awal?

  • Renovasi cocok jika rumah Rekan Sense masih dalam kondisi baik dan Rekan Sense hanya ingin memperbaiki atau menambah bagian kecil saja. Ini juga pilihan tepat jika Rekan Sense ingin mempertahankan nuansa bangunan lama yang memiliki nilai sentimental.
  • Bangun rumah baru menjadi pilihan terbaik jika perubahan yang diinginkan sangat besar, seperti mengubah tata letak keseluruhan, atau jika rumah lama sudah tidak layak huni. Dengan membagun dari awal, Rekan Sense bisa memiliki kendali penuh atas hasil akhir sesuai impian Rekan Sense.

Kesimpulan

Pada akhirnya, baik renovasi maupun membangun rumah dari awal memiliki kelebihan masing-masing. Renovasi bisa lebih murah untuk perubahan kecil, tetapi jika kerusakan besar atau kebutuhan perubahan sangat banyak, membangun rumah dari awal bisa lebih efisien dan sesuai keinginan Rekan Sense. Yang terpenting, perencanaan yang matang dan pemilihan material yang tepat adalah kunci utama dalam mengelola biaya agar tidak membengkak.

Sekarang, sudah lebih jelas kan mana yang lebih cocok untuk proyek rumah Rekan Sense? Jadi tunggu apalagi, desain rumah impian kalian dengan Sense Isle Studio

Feel A Better Living with Sense Isle Studio.

CARA PEMBUATAN SEPTIC TANK

Halo Rekan Sense Semua! Sudah lama nih MinSense tidak posting di website. Beberapa hari yang lalu MinSense lagi sibuk sama Pameran yang mungkin ada beberapa dari Rekan Sense yang datang ke pameran INSPIRA di Royal Plaza Surabaya. Jadi hari ini MinSense mau menulis tentang Cara Pembuatan Septic Tank, karena pembuatan Septic Tank adalah komponen yang penting yang harus dimiliki di setiap rumah. Jadi yuk simak bareng gimana sih cara pembuatan septic tank yang baik dan benar!

            Septic Tank adalah salah satu sistem pengolahan limbah domestic yang penting untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sistem ini digunakan untuk memproses air limbah rumah tangga, terutama dari kloset, sebelum limbah tersebut disalurkan kembali ke tanah secara aman. Pembuatan septic tank harus dilakukan dengan perencanaan yang matang agar berfungsi optimal dan tidak mencemari lingkungan.

doc: Pinterest

Pemilihan Lokasi yang Tepat

Penempatan septic tank harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi air tanah atau sumber air bersih. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Jarak minimal septic tank dari sumur atau sumber air bersih adalah 10 meter.
  • Lokasi septic tank harus dipilih di area yang memiliki drainase yang baik, sehingga air limbah dapat menyerap ke dalam tanah dengan cepat.
  • Pastikan tanah di area tersebut tidak terlalu keras, karena bisa menghambat penyerapan air.
doc: Pinterest

Desain dan Ukuran Septic Tank

Ukuran septic tank harus disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah dan volume limbah yang dihasilkan setiap harinya. Sebagai patokan umum:

  • Septic tank untuk rumah kecil biasanya memiliki ukuran sekitar 1,5 hingga 2 meter kubik.

Septic tank terdiri dari dua ruang:

  • Ruang Pertama: Menampung limbah pada yang akan mengendap di dasar.
  • Ruang Kedua: Tempat pengolahan limbah cair yang sudah disaring di ruang pertama sebelum dialirkan ke sistem resapan.

Material untuk Septic Tank

Material yang digunakan untuk membuat septic tank harus kuat dan tahan lama. Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah:

  • Beton Bertulang: Material ini sering dipilih karena tahan lama, kuat, dan kedap air.
  • Bata Dengan Plesteran Kedap Air: Alternatif yang lebih murah namun tetap kuat jika dirawat dengan baik.
  • Fiberglass atau plastic: Cocok untuk septic tank prefabrikasi, lebih mudah dipasang, dan tahan korosi.
doc: Pinterest

Saluran Pipa Masuk dan Keluar

  • Pipa Inlet: Saluran masuk dari kloset ke septic tank menggunakan pipa PVC yang tahan korosi. Pastikan sudut pemasangan pipa cukup miring agar aliran limbah lancar.
  • Pipa Outlet: Setelah limbah cair diproses di ruang kedua, air dialirkan keluar menuju sumur resapan atau sistem drainase lainnya. Posisikan pipa outlet lebih tinggi dari dasar septic tank untuk menghindari tercampurnya limbah padat.

Sistem Ventilasi

Ventilasi pada septic tank sangat penting untuk mencegah gas metana dan bau tidak sedap menumpuk di dalam tanki. Pasang pipa ventilasi yang cukup tinggi agar gas bisa dibuang dengan aman dan bau tidak menyebar ke sekitar.

Sumur Resapan

Air limbah yang telah diproses perlu dibuang melalui sumur resapan. Sumur resapan dibuat sedalam 1,5 hingga 3 meter, tergantung kondisi tanah. Struktur sumur resapan biasanya dilapisi kerikil atau batu koral agar air dapat meresap dengan lebih baik ke dalam tanah. Jangan lupa membuat jarak yang cukup jauh dari sumber air bersih untuk menghindari pencemaran.

Perawatan dan Pemeliharaan

Agar septic tank berfungsi dengan baik dalam jangka waktu lama, lakukan pemeliharaan secara berkala. Beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Penyedotan Limbah: Septic tank harus disedot secara berkala, biasanya setiap  2 – 3 Tahun, tergantung pada kapasitas dan penggunaan. Penyedotan ini bertujuan untuk mengangkat limbah padat yang mengendap.
  • Hindari membuang benda-benda yang tidak mudah terurai, seperti plastic atau bahan kimia berbahaya ke dalam kloset.

Kesimpulan

Membangun septic tank memerlukan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang sesuai standar. Hal ini penting untuk memastikan limbah domesitik diproses dengan aman dan tidak mencemari lingkungan. Dengan memilih lokasi yang tepat, menggunakan bahan berkualitas, dan melakukan perawatan secara teratur, septic tank dapat berfungsi optimal dalam jangka panjang. Pastikan untuk selalu mengikuti pedoman teknis yang berlaku agar kesehatan lingkungan dan penghuni rumah tetap terjaga.

Jika ingin membuat septic tank yang lebih canggih, ada baiknya berkonsultasi dengan tenaga ahli atau kontraktor yang berpengalaman. Seperti Sense Isle Studio!