RUMAH KONVENSIONAL VS RUMAH PREFAB
Halo Rekan Sense semua! Pasti rindu sama tulisan MinSense kan? Jadi ditulisan sebelum-sebelumnya MinSense menulis tentang kapan waktu yang baik untuk membuat rumah. Hari ini, MinSense mau menulis tentang perbedaan rumah Konvensional dengan rumah Prefab. Pasti Rekan Sense semua bertanya-tanya “MinSense rumah prefab itu apa sih?” nah disini MinSense akan jelasin dulu rumah Prefab dan rumah Konvensional yang biasa Rekan Sense punya, setelah itu kita bandingkan nih yang mana yang lebih worth it.
Rekan Sense semua pasti sudah familiar dengan rumah Konvensional. Rumah Konvensional umumnya dibangun di lokasi dengan cara tradisional menggunakan bahan-bahan seperti batu bata, kayu, dan beton. Keunggulan dari rumah Konvensional sendiri adalah ketahanan dari rumah tersebut dikarenakan dibuat dari fondasi awal hingga menjadi sebuah rumah. Cocok untuk Rekan Sense yang ingin menempati rumah itu untuk jangka waktu yang lama.
Rumah Prefab telah digunakan di Negara seperti Jepang dan Amerika yang dimana biaya untuk membuat rumah serta biaya tanah mereka cukup mahal. Maka dari itu rumah Prefab sedang naik daun disana, namun untuk di Indonesia sendiri rumah Prefab cukup asing. Maka dari itu MinSense ingin memperkenalkan Rumah Prefab ke Rekan Sense semua. Selanjutnya, MinSense akan menjelaskan tentang keunggulan dari rumah Prefab.
PEMBANGUNAN LEBIH CEPAT
Salah satu kelebihan rumah prefabrikasi adalah pembangunannya dapat diselesaikan lebih cepat dibandingkan rumah biasa. Sebab, prosedurnya berbeda dengan perumahan pada umumnya. Saat membangun rumah prefabrikasi, Rekan Sense harus merencanakan terlebih dahulu desain atau modelnya. Tidak hanya rumah satu lantai, rumah prefabrikasi pun bisa dibangun hingga setinggi tiga lantai. Pada tahap awal ini, Anda dapat melihat hal yang sama seperti di rumah pada umumnya. Langkah selanjutnya adalah pembuatan komponen prefabrikasi di pabrik. Setelah selesai, komponen rumah akan dipindahkan ke lokasi rumah sebenarnya. Langkah terakhir adalah merakit komponen-komponen rumah ke dalam struktur yang sudah ada. Rumah prefabrikasi adalah model sederhana yang dapat diselesaikan dalam beberapa hari. Semakin kompleks atau besar rumah yang perlu Anda bangun, semakin lama waktu yang dibutuhkan. Namun, rata-rata, rumah prefabrikasi dibangun lebih cepat dibandingkan rumah biasa.
STRUKTUR RUMAH TAHAN GEMPA
Keunggulan rumah prefabrikasi lainnya adalah struktur rumahnya sangat tahan gempa. Seperti diketahui, salah satu permasalahan dalam pembangunan perumahan adalah resiko rusaknya perumahan jika terjadi bencana alam seperti gempa bumi. Salah satu faktor yang menentukan ketahanan gempa rumah prefabrikasi adalah materialnya. Rumah modern ini menggunakan material khusus: baja ringan. Logikanya, material yang lebih ringan lebih tahan benturan dibandingkan material yang lebih berat. Alasan lainnya adalah bahan bakunya tidak keras. Bahan rumah prefabrikasi bersifat fleksibel dan mudah beradaptasi dengan pergerakan tanah. Ini akan mencegah rumah Rekan Sense retak dan runtuh terlalu cepat. Bagian-bagian rumah prefabrikasi juga disambung satu sama lain. Hal ini akan membuat bangunan menjadi lebih kuat. Beban didistribusikan secara merata di semua titik, sehingga mengurangi risiko kerusakan. Faktor lainnya adalah desain rumah prefab lebih sederhana dan simetris. Ini mengurangi berat keseluruhan rumah Rekan Sense
MUDAH DIMODIFIKASI
Konversi ke rumah prefabrikasi juga dapat dilakukan tanpa masalah. Perubahan dapat dilakukan pada awal pembangunan rumah atau setelah rumah selesai dibangun. Pasalnya, rumah prefabrikasi dirakit di lokasi berbeda sehingga memudahkan penerapan model baru. Tidak seperti model rumah tradisional, banyak rumah yang memiliki ruang atau ukuran luas yang terbatas. Model perumahan prefabrikasi menjadi lebih fleksibel.
KEKURANGAN RUMAH PREFAB
Dengan semua keunggulan tersebut pasti datang dengan resiko yang ada, beberapa resiko dari rumah Prefab yang paling utama adalah biaya yang lumayan tinggi untuk di Indonesia sendiri. Kisaran biaya dari 4.5jt per meter persegi hinggan 6jt per meter persegi. Ada juga resiko yaitu tentang pengiriman, dikarenakan rumah prefab menggunakan baja ringan yang dimana apabila dalam kuantitas besar maka cukup sulit untuk dikirim. Apabila dikirim ke kota kecil atau pedesaan yang dimana kendaraan susah untuk melintas maka akan susah untuk rumah prefab dibangun di lokasi tersebut. Rumah prefab juga dianggap sebagai rumah sementara dikarenakan cara pembuatan yang berbeda dengan rumah konvensional. Di Indonesia, rumah prefab pada awalnya memang dibuat untuk kegunaan non-permanen atau mendesak. Paradigma tersebut akhirnya tertanam di masyarakat bahwa rumah prefab adalah rumah sementara dan tidak tahan lama. Meskipun, rumah prefab bisa lebih tahan lama apabila dirawat dengan benar. Resiko yang terakhir adalah nilai jual dari rumah prefab lebih rendah daripada rumah konvensional. Berkaitan dengan paradigma masyarakat tentang kualitas rumah prefab serta sifatnya yang sementara.
KESIMPULAN
Meskipun rumah prefabrikasi memiliki keunggulan dalam hal pembangunan yang cepat, tahan gempa, dan fleksibilitas dalam modifikasi, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, terutama terkait biaya, logistik pengiriman, dan persepsi masyarakat. Pemilihan antara rumah konvensional dan prefabrikasi harus mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang, kondisi lokasi, dan preferensi pribadi atau keuangan.
Jadi itulah Perbedaan Rumah Konvensional dengan Rumah Prefab yaa Rekan Sense. Kalau menurut Rekan Sense sendiri bagaimana? Apakah memilih Rumah Konvensional atau Rumah Prefab nih? Tinggalin di kolom komentar dibawah yaa~ Segitu saja dari tulisan MinSense kali ini semoga Rekan Sense semua teredukasi yaa, dan jangan lupa untuk Konsultasi kan Rumah Impian Kalian dengan Sense Isle Studio!
Sampai Jumpa ditulisan berikutnya Rekan Sense Semua!
– MinSense
0 comments